Rabu, 30 November 2016

Koruptor UPS DKI Jakarta Terindikasi Juga Menjarah Uang Negara di UINSA Surabaya

Koruptor UPS DKI Jakarta Terindikasi Juga Menjarah Uang Negara di UINSA Surabaya
Foto: Adek Dwi Putranto, Direktur CV Parameswara pemasok barang UPS DKI Jakarta & UINSA Surabaya

FITRA - Federasi Transparansi Anggaran melaporkan adanya dugaan korupsi di Universitas Sunan Ampel Surabaya (UINSA) ke kantor Kejaksaan Negeri Surabaya, Jalan Raya Sukomanunggal 1 kota Surabaya.

Yang dilaporkan Fitra adalah Pengadaan Media Pembelajaran Berbasis ICT IAIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA) dengan kode lelang 1838170 senilai Rp 1.985.034.000,00 dengan penyedia CV Parameswara yang beralamat di Jl. Rungkut Harapan D/23 - Surabaya.

Menurut Fadli ketua Fitra Surabaya, kasus ini tampaknya kecil, akan tetapi jika dicermati sangatlah menarik. Karena para pelakunya diduga adalah sindikat koruptor yang massif, terencana & terorganisir, yakni orang2 dan perusahaan2 yang terlibat dalam kasus korupsi UPS (Uninterruptible Power Supply) DKI Jakarta.

"Bisa dilihat orang2, perusahaan2 mulai vendor, distributor dan pemasok barang adalah sindikat yang sama yang terlibat dalam kasus korupsi UPS DKI Jakarta", kata Fadli.

Fitra berharap agar Kejaksaan Negeri Surabaya bisa membongkar kasus ini, karena bisa jadi sindikat koruptor itu bukan hanya menjarah uang negara dalam satu kasus pengadaan ini saja di di UINSA.

"Sementara ini di UINSA baru berhasil kami temukan satu kasus ini, karena sangat mencolok. Dimana barang2 yang dikirim ternyata tidak bisa berfungsi, karena ada indikasi markup harga dan barang yang dikirim kualitasnya kurang bagus tapi harganya jauh lebih mahal daripada barang yang kualitasnya baik di pasaran", tutur Fadli.

" Kami yakin bahwa aparat kejaksaan dengan kewenangan dan kemampuannya bisa membongkar perbuatan sindikat koruptor ini di UINSA. Karena saat kami mulai menemukan kasus ini, para pihak yang terlibat langsung menutup diri dan mencoba menghilangkan jejak. Dan kami tidak mempunyai kewenangan untuk meminta data lebih lanjut", ujarnya.

Sementara itu Adek Dwi Putranto direktur CV Parameswara ketika dihubungi ponselnya 081330003490 belum memberi tanggapan, sedangkan Harry Lo selaku pemilik perusahaan yang diduga memberi barang pada CV Parameswara untuk UINSA Surabaya, tidak bisa dihubungi, karena saat ini yang bersangkutan ditetapkan tersangka dalam kasus korupsi UPS DKI dan ditahan oleh Bareskrim Mabes Polri.




Udang Indonesia Nomor Wahid di Amerika

Udang Indonesia Nomor Wahid di Amerika
Udang Indonesia Nomor Wahid di Amerika
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Nilanto Perbowo mengatakan udang Indonesia saat ini menjadi nomor satu di Amerika Serikat (AS) karena berhasil mengalahkan produk dari negara lain.

"Tiga tahun terakhir ekspor udang ke AS dikuasai India, tapi pada 2016 ekspor udang dari Indonesia nomor satu di AS," kata Nilanto Perbowo di kantor KKP, Jakarta,

Menurut dia, udang juga merupakan komoditas utama dari sektor kelautan dan perikanan di Indonesia yang diekspor ke berbagai negara.

Selain ke AS, pasar potensial untuk komoditas udang Indonesia juga ke negara-negara Uni Eropa dan Republik Rakyat China.

Berdasarkan data KKP, ekspor komoditas udang menunjukkan kecenderungan yang meningkat pada 2015-2016, yaitu peningkatan 6,84 persen dilihat dari volume, dan naik 3,75 persen bila dilihat dari nilai komoditas.

Selain itu, ekspor ke AS pada periode yang sama juga meningkat hingga 13,4 persen, atau lebih tinggi dari sasaran ekspor tradisional lainnya seperti China (naik 6,4 persen), Uni Eropa (4 persen), Jepang (2,4 persen), dan negara-negara kawasan ASEAN (0,2 persen).

Sebelumnya, KKP mengakui masih ada permasalahan dalam pengembangan komoditas udang yang bisa berpotensi berdampak kepada ekspor dari komoditas sektor kelautan dan perikanan.
"Yang jelas untuk udang ada beberapa kendala seperti penyakit," kata Direktur Jenderal Perikanan Budi daya KKP Slamet Soebjakto di Jakarta


Menurut Slamet, untuk mengatasi dampak sejumlah penyakit yang menyerang udang, pihaknya bakal berkoordinasi dengan SCI (Shrimp Club Indonesia) untuk roadshow ke sentra-sentra budi daya.

Dirjen Perikanan Budi daya KKP memaparkan, hal tersebut antara lain untuk membina para pembudidaya.



Jenderal Gatot Sindir Ustad Online, Kampus Jadi Heboh

Jenderal Gatot Sindir Ustad Online, Kampus Jadi Heboh
Jenderal Gatot Sindir Ustad Online, Kampus Jadi Heboh  
Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Gatot Nurmantyo menyindir maraknya keberadaan ustad-ustad yang bertebaran di media sosial. Gatot, yang menyebut model ini sebagai ustad online, menganggap keberadaan mereka berbahaya.

"Ini sangat bahaya bagi muslim Indonesia, bahaya karena banyak ustad sosmed," kata Gatot blakblakan dalam Kuliah Kebangsaan di Auditorium Harun Nasution, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Tangerang Selatan, Selasa, 29 November 2016

Gatot menganggap fenomena ustad di media sosial ini memprihatinkan. Sebab, kebanyakan ustad itu tidak memiliki basis ilmu agama. "Mereka ini yang tak punya ilmu agama, tapi kelihatan jago karena beraninya muncul di sosmed saja

Tak hanya itu, Jenderal Gatot Nurmantyo menilai ustad di media sosial tersebut juga pandai menyitir ayat-ayat kitab suci yang diunggah untuk sekadar mencari popularitas. "Ini yang berbahaya," ujar Gatot.

"Tidak perlu kuliah, yang penting buka Internet, dengan bahasa sejuk, adinda, kakanda, menyitir ayat-ayat Al-Quran, diambil saja, dikirim, lalu jadi top," tutur Gatot, yang disambut tawa dan tepuk tangan ribuan peserta kuliah.

Sekitar 2.000 orang menghadiri Kuliah Kebangsaan itu. Dalam kuliah itu, Gatot mengajak peserta mengidentifikasi berbagai ancaman ketahanan Indonesia yang datang dari berbagai dunia, seperti narkoba, terorisme, energi, dan keamanan teritorial seperti Laut Cina Selatan.

Rektor UIN, Dedi Rosyada, mengingatkan peran Islam sebagai pilar tertinggi menjaga kebinekaan. Lembaga pendidikan, kata dia, penting sebagai institusi mempererat persatuan. "Kami menyadari bahwa lembaga pendidikan yang menjadi andalan untuk mempererat persatuan tidak bisa diabaikan," ucapnya.



Senin, 28 November 2016

Jaringan Koruptor UPS DKI Jakarta Diduga Juga Merambah Korupsi Sampai Ke Batam

Jaringan Koruptor UPS DKI Jakarta Diduga Juga Merambah Korupsi Sampai Ke Batam
Foto: Adek Dwi Putranto direktur CV Adikersa & CV Parameswara, pemasok barang
UPS DKI Jakarta & laboratorium bahasa SD/SMP serta sarana pembelajaran Poltek Batam

GPK - Gerakan Penumpas Koruptor melaporkan dugaan korupsi di Batam, yakni dalam pengadaan laboratorium bahasa untuk SD/SMP dan pengadaan sarana pembelajaran di Politeknik Negeri Batam.

Dugaan korupsi di Batam yang dilaporkan GPK pada Kejaksaan Tinggi Kepulauan Riau adalah:

1. Pengadaan Alat Laboratorium Bahasa Multimedia E-Learning Berbasis TIK SD/SMP (1 Paket) dengan kode lelang 1556026 senilai Rp. 1.400.000.000,00 dengan penyedia barang CV Parameswara yang beralamat di Jl. Rungkut Harapan D/23 – Surabaya.
 
2. Pengadaan Peningkatan dan Pengembangan Sarana Pembelajaran Politeknik Negeri Batam dengan kode lelang 1782026 senilai Rp 29.851.356.000,00 dengan penyedia CV Adikersa yang beralamat di jl. Jemur andayani 50 Blok E 52-53 Ruko Surya Inti Permata – Surabaya

Erward Martinu ketua GPK menyatakan bahwa dugaan ada rekayasa dalam kasus ini adalah bahwa dalam dua pengadaan tersebut penyedia barangnya adalah dua perusahaan yang berbeda yakni CV Parameswara dan CV Adikersa. Tapi ternyata direktur dua perusahaan tersebut orangnya sama, yakni Adek Dwi Putranto.

Selain perusahaan2 tersebut ternyata adalah perusahaan2 yang terkait dalam kasus korupsi UPS (Uninterruptible Power Supply) DKI Jakarta, ternyata vendor atau distributor yang mensuplai barang pada CV Adikersa dan CV Parameswara di Batam, adalah juga perusahaan yang berfungsi sebagai vendor dalam kasus korupsi UPS DKI, yakni perusahaan milik Harry Lo yang saat ini menjadi tersangka dalam kasus UPS DKI Jakarta tersebut.

"Jadi ada indikasi bahwa jaringan koruptor UPS DKI Jakarta, juga merambah dan menggerogoti uang negara sampai ke Batam", ujarnya.

Dengan terbongkarnya identitas perusahaan2 tersebut, maka bisa dilihat bahwa dalam pengadaan laboratorium bahasa SD/SMP dan pengadaan sarana pembelajaran di Poltek Negeri Batam ada dugaan kuat telah terjadi persekongkolan dan markup harga.

"Misalnya saja dalam penentuan HPS untuk item barang monitor lebar, bisa dicari di internet bahwa produk dengan spesifikasi tersebut harganya adalah sekitar Rp. 50-60  juta. Dugaan markup atau penggelembungan harga bisa dilihat bahwa harga untuk satuan barang itu dibuatkan HPS sekitar Rp. 200 - 300 juta. Ini juga bisa dilihat pada item barang2 yang lain", tutur Erward.

"Sehingga dalam pengadaan laboratorium bahasa SD/SMP dan sarana pembelajaran Poltek Negeri Batam itu dugaan penggelembungan harga diperkirakan mencapai 5-6 kali lipat dari harga pasar" Sambungnya.

Untuk itu GPK berharap agar Kejaksaan Tinggi Kepulauan Riau bisa mengusut tuntas kasus ini, karena ada indikasi uang negara dihamburkan untuk membeli barang dengan kualitas kurang bagus dengan harga yang sangat mahal. Sehingga barang yang dibeli tidak bisa dipakai sesuai kebutuhan, karena rusak dan atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

Sedangkan direktur CV Adikersa yang juga direktur CV Parameswara, Adek Dwi Putranto ketika dihubungi ponselnya 081330003490 belum memberikan tanggapan



Jumat, 25 November 2016

ISIS Angkat Kaki Dan Mengubah Kota Ini Menjadi Neraka

ISIS Angkat Kaki Dan Mengubah Kota Ini Menjadi Neraka
"Kami menutupi anak-anak pada malam hari ketika mereka tidur," ujar Khalil. Tangannya bernoda hitam, asap menyelimuti pintu masuk rumahnya.

Tempat tinggal Khalil beserta istri dan kelima anaknya hanya berjarak beberapa menit dari sebuah sumur minyak terbakar, yang merupakan satu dari puluhan sumur yang telah dibakar ISIS dalam beberapa bulan terakhir.

"Kami menutup jendela dan pintu untuk mencegah masuknya asap, hanya itu yang bisa kami lakukan," ujar Khalil

Seluruh bagian rumah, dinding, lantai, perabotan, bernoda jelaga. Setiap tempat terasa mengandung racun.

Khalil, seorang penjaga ladang minyak, baru sepekan kembali ke rumahnya di Al-Qayyara,Irak.

Militan ISIS telah membakar sumur minyak untuk mengaburkan pandangan pesawat tempur Irak dan koalisinya. Namun hal tersebut tak menghentikan pasukan Irak untuk memukul mundur kelompok radikal itu pada akhir Agustus lalu.

Teknisi dari perusahaan minyak dapat memadamkan api, namun tidak dengan sumur minyak yang berada di dekat rumah Khalil. Setiap kali mereka mencoba, militan ISIS melemparkan mortir ke jalan teknisi tersebut.

Insinyur veteran yang telah bekerja di industri minyak, Hussain Salim, memiliki tugas berat untuk memadamkan kebakaran. Ia hanya membutuhkan sekilas asap untuk memahami seberapa besar pekerjaan yang harus dilakukan.

"Butuh waktu 30 hari, satu bulan, untuk memadamkan sebuah kobaran api," ujar Salim.

Mereka telah berhasil memadamkan enam kebakaran sumur minyak sejauh ini, namun mereka masih memiliki sembilan lagi yang perlu dipadamkan. Para insinyur memperkirakan, 5.000 barel minyak terbakar di Al-Qayyara setiap jarinya. Awal pekan ini, ISIS kembali menyabotase sumur lain.

Masalah Kesehatan Menghantui Al-Qayyara

Di luar kantor wali kota, lebih dari 12 pria menunggu izin keamanan yang memungkinkan mereka melakukan perjalanan ke luar Al-Qayyara. Banyak di antara mereka menetap di kota selama ISIS menguasai wilayah tersebut.

Bukan masalah birokrasi yang menjadi keluhan mereka, namun asap dari kebakaran minyak.
"Itu seperti racun," ujar seorang pria. "Niscaya kamu akan merasa sakit sepanjang waktu, asap masuk ke hidungmu, paru-paru, dan kulit, di mana-mana."

Seorang perempuan mengeluhkan bahwa anak-anaknya terus menerus batuk. "Dan kami tak memiliki sabun untuk mencucinya," ujar dia.

Sementara itu, wali kota Salih Al-Jabouri terlihat sibuk menandatangani perlintasan perjalanan. Ia juga khawatir dengan efek jangka panjang asap dan kurangnya fasilitas kesehatan.

Rumah sakit empat lantai yang sekarang digembok, berdiri di samping sumur yang terbakar di dekat rumah Khalil. Sebuah klinik darurat buka selama beberapa jam pada pagi hari.

"Kebakaran menyebabkan masalah mental dan pernapasan," ujar Al-Jabouri.
"Terutama mereka yang memiliki asma dan alergi. Mereka yang tadinya tidak sakit, akan menjadi sakit," kata dia.

Namun di samping hal itu, kehidupan mulai kembali ke Al-Qayyara. Warung sayur sudah mulai buka, demikian halnya toko ponsel, yang dahulunya dilarang ISIS.

Dibalik hengkangnya ISIS dari Al-Qayyara, orang-orang mulai membicarakan asap tebal yang menyelubungi kota.

"Ini merupakan Daesh (sebutan lain untuk ISIS) kedua," ujar penjaja sayur Shaalan. "Ini kanker".



Patahan Misterius Ancam Picu Gempa 9.7 SR Yang "Hancurkan" AS

Patahan Misterius Ancam Picu Gempa 9.7 SR Yang "Hancurkan" AS
Beberapa waktu lalu, seorang ahli matematika 'meramal' bahwa pada tahun 2017 --- yang tinggal menghitung waktu-- ada 1 dari 500 kemungkinan umat manusia akan musnah

Sang ahli adalah Dr Fergus Simpson, pakar matematika dari University of Barcelona's Institute of Cosmos Sciences. Ia mengatakan, ada 0,2 persen kemungkinan terjadinya 'bencana katastropik' pada suatu tahun tertentu selama Abad ke-21.

Perhitungan ini didasarkan pada Argumen Doomsday, yang diklaim dapat memprediksi jumlah anggota spesies manusia di masa depan dengan memperimbangkan perkiraan jumlah total manusia yang lahir sejauh ini.

Hal yang sama juga sudah diperhitungkan oleh Stephen Hawking. Menurut ilmuwan itu, manusia ternyata hanya memiliki kurang dari 1.000 tahun di Bumi sebelum binasa dalam peristiwa kepunahan massal.

Kepunahan akibat bencana katastropik salah satunya justru pertumbuhan manusia itu sendiri yang berlangsung secara masif. Populasi penduduk sekarang 7 kali lebih besar dibanding 200 tahun lalu.

Dikutip dari News.com.au, pada Kamis (24/11/2016), melonjaknya populasi manusia di Bumi diikuti dengan eksploitasi alam. Kepadatan penduduk yang tak terkendali juga membuat suhu planet manusia lebih hangat.

Salah satunya adalah, melelehnya kawasan es di kutub Bumi. Boleh diibaratkan, setelah manusia memadati Bumi, maka bencana dahsyat akan menghapus mereka. 

Namun, itu bukan yang paling parah dalam turut andil bencana katastropik yang bakal dihadapi. Ada lagi yang harus umat manusia takutkan, yaitu gempa

Sejarah mencatat, telah terjadi jutaan kali gempa mengguncang Bumi. Bahkan, ada beberapa lindu yang mengubah pola patahan di dalam tanah.

Kita sudah mengenal pola patahan seperti di New Zealand. Orang AS hanya mengenal Patahan San Andreas di Los Angels. Namun, andai, San Andreas bergeser, kekuatan maksimal dari gempa yang dihasilkan mencapai 8,2 Skala Richter.

Tapi tahukah Anda bahwa ada satu lagi patahan yang sama sekali 'jarang bergerak'. Lebih tepatnya bergerak dengan lambat namun jauh lebih mematikan.

Patahan itu berada di bawah Seattle, Amerika Serikat, yang dikenal dengan Cascadia Subduction Zone atau Zona Subduksi Cascadia. Menurut Kathryn Schulz, dari New Yorker, patahan itu melintang sepanjang 700 mil di sepanjang pantai Pacific Northwest. Di mulai dari Cape Mendocino, California hingga berlanjut ke Oregon dan Washington dan berakhir di Vancouver, Kanada.
Jika patahan itu bergerak, magnitude yang dihasilkan oleh gempa itu mampu mengeluarkan kekuatan sebesar 8,7 hingga 9,2 sR.

Cascadia berbeda dengan patahan yang dikenal selama ini. Zona itu telah 'tertekan' sekian lama, dan jika suatu saat bergeser, bencana luar biasa akan terjadi. Mahadahsyat.

Zona Senyap dan Tsunami Misterius

Cascadia disebut-sebut merupakan zona gempa yang senyap, karena getaran pergeseran lempeng di bawahnya berjalan lambat sekali.

Gempa mahadahsyat terjadi 300 tahun lalu. Hanya sedikit cerita yang diturunkan ke generasi-generasi berikutnya oleh penduduk asli di kawasan terdampak.

Namun, gempa itu tercatat oleh negara yang terletak nun jauh di seberang. Yaitu, bangsa Jepang. Para samurai, pedagang dan penduduk desa menulis tsunami misterius yang terjadi pada tahun 1700.

Sebuah tsunami terjadi di Jepang tanpa didahului oleh gempa. Rupanya lindu di Seattle, AS luar biasa kencang sehingga membawa gelombang besar ke seluruh Samudera Pasifik.

Cascadia Subdiction Zone di bawah Seattle mampu melepaskan gempa lebih dari 9 skala Ritcher. Kekuatannya sekitar 1.000 kali lebih kuat daripada gempa di Christchurch Selandia Baru pada 2011.

Gempa dengan kekuatan lebih dari 9 jarang terjadi. Lindu sekuat itu baru dua terjadi di masa modern.

Pertama di Aceh pada 26 Desember 2004 dan yang kedua terjadi pada 11 Maret 2011 di Jepang.
Gempa dengan kekuatan seperti itu mampu menghancurkan Seattle dengan sekejap. Tak seperti Los Angeles yang membangun kota dengan struktur antigempa, Seattle yang dianggap 'jauh dari bencana', tak dibentengi sekuat itu.

Namun, para ahli geologi telah menemukan teori kemungkinan gempa akan menimpa Seattle pada 50 tahun ke depan.

Tak hanya meluluhlantakkan Seattle, lindu diperkirakan juga mampu menghancurkan AS.



Kamis, 24 November 2016

Penyuap Brotoseno Haris Arthur Haedar Ternyata Tim Pengacara Perusahaan Dahlan Iskan

Penyuap Brotoseno Haris Arthur Haedar Ternyata Tim Pengacara Perusahaan Dahlan Iskan
Hasil gambar untuk dahlan iskan
Satgas Saber Pungli tak sembarangan menangkap AKBP Brotoseno Selain barang bukti uang Rp1,75 miliar yang diterima, AKBP Brotoseno sempat bertemu perantara pemberi suap, Leksi alias Lexi M Budiman.

Mereka pun membahas rencana pemeriksaan mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan sebelum hari penyerahan uang. Dahlan hendak diperiksa lantaran dianggap berperan dalam proyek cetak 100 hektar lahan sawah di Ketapang, Kalimantan Barat.

"Sudah ada (pertemuan dan komunikasi). Makanya keluar uang itu," jelas Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Divisi Humas Polri, Kombes Martinus Sitompu.

Martinus menerangkan, pada saat Brotoseno ditangkap tanggal 11 November, Satgas juga mengamankan barang bukti uang sebesar Rp1,75 miliar. Tim juga menangkap rekan Brotoseno, Kompol Dedi alias DSY dengan barang bukti uang Rp150 juta.

Sedangkan dari tangan Lexi M Budiman, Satgas menyita barang bukti sisa uang sebesar Rp1,1 miliar.

Uang tersebut berasal dari pengacara bernama Haris Arthur Haedar yang kemudian juga ditangkap Satgas.

Haris saat ini menjabat Wakil Ketua Umum Peradi dan menjadi tim pengacara coorporate perusahaan media milik Dahlan Iskan.

Pemberian uang hampir Rp 3 miliar diduga pelicin atas bantuan AKBP Brotoseno yang waktu itu menjabat Kanit III Subdit III Dit Tipikor Bareskrim, terkait recana pemeriksaan Dahlan Iskan.

Kasus yang disidik Brotoseno Cs yakni dugaan korupsi cetak sawah Kementerian BUMN 2012-2014 di Ketapang, Kalimantan Barat. Kasus cetak sawah ini sudah ditetapkan tersangkanya yakni Direktur PT Sang Hyang Seri yang juga Asisten Deputi Kementerian BUMN, Upik Rosalina Wasrin.

Proyek cetak sawah Kementerian BUMN di bawah kepemimpinan Dahlan Iskan bernilai Rp317 miliar. Dana proyek bersumber dari urunan dana CSR (corporate Social Responsibility) tujuh perusahaan BUMN.

Yakni Perusahaan Gas Negara, Pertamina, Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, PT Asuransi Kesehatan, PT Sang Hyang Seri dan Hutama Karya.

Namun dalam pelaksanaannya, proyek tersebut mangkrak dan sebagian besar diduga fiktif. Hanya teralisasi 100 hektare dari rencana proyek seluas 100 ribu hektare. Diduga ada kerugian negara sekitar Rp208,64 miliar dari proyek itu.

"Begini. Dahkan Iskan kan mau dipanggil untuk pemeriksaan. Kemudian, ditunda-tunda. Lalu, ada seseorang (LMB) berkomunikasi dengan Kompol D, dia temannya LMB. Lalu, Kompol D memperkenalkan AKBP Brotoseno kepada dia (LMB). Dan di sini lah terjadi satu dugaan pelanggaran terkait perkara dan pemeriksaan. Setelah bertemu dan ada komunikasi, penyerahan uangnya ke AKBP BS melalui Kompol D," beber Martinus.

Martinus menceritakan, Direktorat III Bareskrim Polri sudah menyelidiki dugaan korupsi proyek cetak sawah Kementerian BUMN ini sejak awal 2015.

Dan penyidikan di bawah AKBP Brotoseno mulai dilaksanakan sejak April 2015, dengan menetapkan Upik Rosalina Wasrin sebagai tersangka.

Berkas perkara Upik Rosalina Wasrin tak kunjung lengkap atau P-21 lantaran perlu adanya keterangan dari beberapa saksi, di antaranya mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan selaku Pengguna Anggaran.

Keterangan Dahlan Iskan juga diperlukan lantaran dalam pengembangan kasus tersebut ada saksi yang menyebutkan dugaan peran keterlibatannya.

"Dalam kaitan penyidikan kasus ini, penyidik menemukan bahwa ada peran dari Menteri BUMN saat itu sehingga dilakukan pemeriksaan kepada Menteri BUMN pada saat itu. Sebab, itu adalah proyek BUMN, tentu penyidik beranggapan ada peran yang ditampilkan oleh Menteri BUMN itu diperlukan keterangannya," papar Kombes Martinus.



Rabu, 23 November 2016

Benarkah Pengacara Dahlan Iskan Suap AKBP Brotoseno Terkait Korupsi Cetak Sawah di Kalimantan Barat ?

Benarkah Pengacara Dahlan Iskan Suap AKBP Brotoseno Terkait Korupsi Cetak Sawah di Kalimantan Barat ?
Hasil gambar untuk dahlan iskan
Mulai muncul titik terang mengenai kasus suap Rp 1,9 miliar yang diterima Kepala Unit Tindak Pidana Korupsi (Kanit Tipikor) Bareskrim Mabes Polri, AKBP Brotoseno, dan Kompol D.
Suap tersebut diberikan seorang pengacara berinisial HR untuk kepentingan kliennya, Dahlan Iskan, terkait penyidikan kasus korupsi cetak sawah di Kalimantan Barat.

Suap dimaksudkan agar Brotoseno dan Kompol D, sebagai penyidik Bareskrim Mabes Polri memperlambat proses pemeriksaan terhadap Dahlan Iskan, yang kini juga dijaring sebagai tersangka kasus korupsi penjualan aset Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Jawa Timur.

Oleh karena itu penyidik berencana memanggil Dahlan Iskan sebagai saksi kasus suap itu.
Bareskrim Polri bakal memeriksa Dahlan, saksi di kasus cetak sawah di Kalimantan tahun 2012‑2014 yang sampai saat ini masih ditangani Bareskrim.

"Nanti setelah kasusnya dilimpahkan ke Bareskrim, yang bersangkutan (Dahlan Iskan--Red) akan diperiksa," ucap Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Mabes Polri, Kombes Rikwanto, di Jakarta,

Menurut Rikwanto, uang suap diberikan agar AKBP Brotoseno dan Kompol D memperlambat proses pemeriksaan terhadap Dahlan sebagai saksi kasus cetak sawah di Kalbar.

Harapannya, Dahlan masih bisa bepergian ke luar negeri untuk urusan bisnis dan pengobatan.

Rikwanto menambahkan, uang Rp 1,9 miliar sudah disita penyidik. Menurutnya, temuan bermula dari penangkapan Kompol D yang kemudian mengungkap keterlibatan AKBP Brotoseno.

"D mengakui menerima sejumlah uang yang merupakan suap dari pengacara HR. D tidak sendiri tapi bersama BR (Brotoseno) yang sama‑sama anggota Polri. Dari hasil pemeriksaan, D dan HR mengakui uang suap Rp 1,9 miliar terkait perkara cetak sawah di Kalimantan 2012‑2014," kata Rikwanto.

Uang suap diberikan melalui perantara berinisial LM. Jumlah uang suap yang dijanjikan berjumlah Rp 3 miliar, namun baru dibayar Rp 1,9 miliar.

Mengakui perbuatan

Setelah selesai menjalani proses internal, Brotoseno dan Kompol D diserahkan kepada Bareskrim. Brotoseno saat ini ditahan di Polda Metro Jaya, Kompol D menghuni tahanan Polres Jakarta Selatan, sedangkan pengacara HR dan perantara LN menempati sel tahanan di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok.

Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Boy Rafli Amar mengungkapkan, penangkapan terhadap Kompol D dan AKBP Brotoseno dilakukan terpisah.

Dari tangan Kompol D ditemukan uang Rp 150 juta, sedangkan dari AKBP Brotoseno Rp 1,7 miliar.

"Kompol D ditangkap di mes, sedang AKBP BR di rumahnya," ucap Boy.
Menurutnya, dua perwira menengah tersebut mengakui perbuatannya dan bersikap kooperatif.



Minggu, 13 November 2016

Koruptor UPS DKI Jakarta Juga Dilaporkan Korupsi di Poltek Negeri Semarang

Koruptor UPS DKI Jakarta Juga Dilaporkan Korupsi di Poltek Negeri Semarang
Foto: Adek Dwi Putranto Direktur CV Adikersa & CV Parameswara,
Penyedia barang UPS DKI Jakarta & Poltek Negeri Semarang

Kelompok ATOS - Anti Korupsi Semarang melaporkan adanya dugaan korupsi di Poltek Negeri Semarang dengan nilai fantastis dan terindikasi melibatkan jaringan koruptor besar yang masif, terstruktur & terorganisir.

Dugaan korupsi yang dilaporkan Atos, adalah Pengadaan Peralatan Laboratorium Broadcasting dan Mekatronik Politeknik Negeri Semarang dengan kode lelang 378216 senilai Rp 20.773.966.000,00 dan penyedia barangnya adalah CV Adikersa yang beralamat di Jl. Jemur Handayani 50 Blok E 52-53 Ruko Surya Inti Permata, Surabaya.

Menurut Achmad Zulkarnaen ketua Atos, dugaan korupsi ini tampak dengan adanya indikasi bahwa barang2 yang dikirim tidak sesuai dengan apa yang tercantum dalam dokumen pengadaan, barang2 yang dikirim tidak bisa dipakai sebagaimana mestinya, barang2 yang dikirim kualitasnya tidak bagus. Akibatnya uang negara dihamburkan untuk membeli barang yang tidak bisa berfungsi sebagaimana yang diharapkan untuk kepentingan proses pendidikan di Poltek Negeri Semarang.

Adanya dugaan markup dan pembelian barang yang tidak sesuai kebutuhan Poltek Negeri Semarang  ini, diperkuat lagi dengan munculnya fakta bahwa penyedia barang adalah orang yang sama dengan penyedia barang dalam kasus korupsi UPS DKI Jakarta.

Dimana dalam pengadaan barang UPS DKI Jakarta, perusahaan2 yang dinyatakan oleh pengadilan tipikor (tindak pidana korupsi)  terkait dalam kasus itu diantaranya adalah CV Parameswara dengan direktur Adek Dwi Putranto, yang ternyata juga merupakan direktur CV Adikersa yang merupakan penyedia barang di Poltek Negeri Semarang.

Selain itu bisa dilihat bahwa importir dan atau distributor yang memasok barang pada CV Adikersa selaku penyedia barang di Poltek Negeri Semarang, adalah perusahaan2 dan atau orang2 yang sama dengan dengan perusahaan2 dan atau orang2 yang memasok barang pada CV Parameswara pada kasus UPS DKI Jakarta. Yakni PT Offistarindo Adhiprima dll perusahaan yang terkait dengan nama Harry Lo yang sudah ditetapkan sebagai tersangka pada kasus UPS DKI Jakarta.

"Kami berharap Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah bisa mengusut tuntas kasus ini, karena ada indikasi bahwa kasus ini berkaitan dengan jaringan koruptor kelas kakap yang masif, terstruktur dan terorganisir. karena berdasar berita dari berbagai media, orang2 dan perusahaan2 tersebut terindikasi terkait dengan berbagai kasus korupsi di seluruh Indonesia dengan nilai yang fantastis", tutur Zulkarnaen.

Sedangkan Adek Dwi Putranto, direktur CV Adikersa yang juga merupakan direktur CV Parameswara ketika dihubungi ponselnya 081330168809 belum memberikan tanggapan.




Jumat, 04 November 2016

Dugaan Korupsi Poltek Negeri Malang, Pelakunya Juga Terlibat Korupsi UPS DKI Jakarta

Dugaan Korupsi Poltek Negeri Malang, Pelakunya Juga Terlibat Korupsi UPS DKI Jakarta
UPS
Foto: Kantor Perusahaan2 Yang Terlibat Kasus Korupsi UPS DKI Jakarta & Poltek Negeri Malang

KOMPOR – Komunitas Mahasiswa Penumpas Koruptor , Cabang Malang Raya melaporkan ke Kejaksaab Tinggi Jawa Timur, tentang adanya dugaan korupsi dalam Pengadaan Revitalisasi Peralatan Pendidikan dan Laboratorium Politeknik Negeri Malang dengan kode lelang 81128 penyedia barang CV Duta Cipta Artha yang beralamat di Ruko Graha Indah B1/44H, JL. Gayung Kebonsari Surabaya senilai Rp. Rp 34.545.000.000,00
 
Rizal Ismet Pambudi, ketua Kompor Malang Raya, menyatakan bahwa indikasinya bisa dilihat CV Duta Cipta Artha sebagai peserta lelang yang kemudian ditetapkan sebagai penyedia barang, alamat kantornya sama persis dengan peserta lelang yang lain dalam pengadaan yang sama ini,  yakni CV Tunjang Langit.
 
"Hal ini selain melanggar pakta integritas sebagaimana tertuang dalam dokumen pengadaan sebagaimana panduan LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah) maupun aturan lain yang ada, juga menunjukkan ada dugaan kuat bahwa proses pengadaan ini telah diatur", ujar Ismet.
 
"Pelanggaran terhadap aturan hukum itu, makin nampak jelas, bahwa jika ditelusuri, ternyata orang2 & perusahaan2 yang terlibat dalam pengadaan tersebut adalah orang2 & perusahaan yang sama yang terlibat dalam kasus korupsi UPS (Uninterruptible Power Supply) DKI Jakarta", urainya.
 
"Dan bisa dilihat barang yang dikirim adalah berasal dari perusahaan2 dan atau  importer dan atau distributor yang sama dengan kasus korupsi UPS DKI Jakarta", jelasnya.
 
Lebih lanjut Ismet menyampaikan, selain ada unsur melawan hukum, maka unsur kerugian keuangan negara  bisa dilihat hasilnya sebagaimana dalam kasus korupsi UPS DKI Jakarta, bahwa terindikasi bahwa barang yang dibeli memakai uang negara itu tidak bisa berfungsi dan atau tidak bisa difungsikan sebagaimana mestinya karena selain ada dugaan markup harga juga karena kualitas barang yang dikirim adalah jelek.
 
Terindikasi bahwa uang negara dibelanjakan secara sia2 untuk membeli barang2 yang jelas2 tidak bisa berfungsi dan atau tidak bisa dipakai dan atau sebenarnya barang itu tidak sesuai kebutuhan.
 
Untuk itu kompor berharap bahwa kejaksaan dapat mengusut kasus ini dengan tuntas, karena ada indikasi persekongkolan untuk membeli harga barang jelek dengan harga setinggi2nya, padahal ada barang lain yang mempunyai fungsi sama yang kualitasnya bagus dengan harga jauh lebih murah